PENDAHULUAN
BAB
I
1.1 Latar belakang
Beliau
adalah seorang besar yang mendapat taufiq dan tidak mahu menyalahi jalan yang
benar. Beliau bukan sahaja menarik orang kepada agama, bahkan juga beliau telah
mengisi hati kami dengan perasaan cinta kepada Islam dan melebur kami laksana
emas di dalam api, ke dalam acuan yang bersih. Hasan Al-Banna telah dibunuh
orang pada suatu hari yang amat gelap dalam sejarah. Dengan kehilangannya maka
kemanusiaan telah kehilangan seorang manusia yang jarang sekali
dilahirkan oleh zaman orang yang seperti beliau”.Pada 12 Februari 1949, Hasan
Al-Banna telah ditembak ketika keluar dari bangunan Ikhwan Al Muslimin untuk
menaiki kereta sewa dan beliau meninggal dunia di hospital beberapa ketika.
Kematian Hasan Al-Banna telah dirancang oleh Polis Rahsia Kerajaan kerana
menuntut bela atas kematian Perdana Menteri yang telah dibunuh oleh seorang
mahasiswa yang bertindak atas daya usahanya sendiri kerana marahkan pembubaran
Ikhwan Al Muslimin .
Berdasarkan
kepada petikan diatas menunjukkan Hasan Al-Banna sememangnya adalah tokoh yang
amat penting ketika itu. Diantara tahun 1948-1954 merupakan tahap
terpenting penglibatan ikhwan al-muslimin dalam proses politik di Mesir. Pada
akhir tahun 1940-an dan awal 1950-an gerakan ini berjaya muncul sebagai sebuah
organisasi yang paling mendapat sambutan rakyat mengatasi pengaruh yang sebelum
ini secara tradisi dimonopoli oleh parti Ward terutama semasa Hasan Al-Banna
masih hidup.Sebagai pengasas Ikhwan Al-Mukminin,Ketiadaannya untuk memimpin
Ikhwan Al-Mukminin menjadi faktor utama meyebabkan Ikhwan Al-Mukminin gagal
merebut kuasa politik Mesir pada tahun 1948-1954. Juga ditahun tersebut berlaku
perubahan pentadbiran oleh sekumpulan pegawai tentera yang dikenali sebagai
free officer yang bertindak merampas kuasa pimpinan Gamal Abdul Nasser iaitu
seorang tokoh yang berjaya menyingkirkan rakan-rakan yang tidak sealiran dengannya
dan yang paling penting, berjaya memusnahkan pengaruh Ikhwan Al-Muslimin.
Kematian Hasan Al-Banna meninggalkan
kesan yang amat besar terhadap corak dan nasib masa depan gerakan tersebut.
Kekosongan pemimpin selepas kematiannya mencetuskan perebutan kuasa di kalangan
pucuk pimpinan. Ini sebabkan organisasi ini tidak begitu berkesan
mendominasikan politik mesir. Malah Ikhwan Al-Muslimin memainkan peranan kecil
dalam Revolusi Julai 1952. Juga Ikhwan Al-Muslimin menghadapi
tekanan hebat dari pemerintah.
1.2 Batasan
masalah
Dalam
penyusunan tugas ini akan dibahas tentang
1.
Gaya kepemimpinan imam Hasan Al Banna (
kharismatik )
2.
Tipe kepemimpinan imam hasan al banna
3.
Sifat-sifat kepemimpinan imam hasan al
banna
4.
Teori kepemimpinan yang digunakan imam
Hasan Al Banna (berdakwa)
5.
Kelebihanan imam Hasan Al Banna
6.
Kekurangan Hasan Al Banna dalam memimpin
7.
Riwayat hidup Hasan Al Banna
1.3 tujuan
Tujuan
dari tugas softskil ini yang berjudul “ kepemimpinan imam hasan al banna “
selain ditujukan sebagai tugas Mata Kuliah : Teori Organisasi Umum 1 juga
sebagai media agar pembaca dapat mengerti tentang kepemimpinan seorang pemimpin
islam imam hasan al banna
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Gaya kepemimpinan imam
Hasan Al Banna ( kharismatik )
Imam
hasan al banna sejak kecil sudah mendisiplinkan diri mulai dari waktu hingga
organisasi sekolahnya. Dia mempunyai bakat leadership yang cemerlang. di setiap organisasi sekolah imam hasan al
banna terpilih sebagai ketua organisasinya, salah satu organisasinya adalah
organisasi menolak keharaman. bahkan
pada waktu berada di pendidikan smp, beliau telah mampu menyelesaikan masalah
dewasa. Dari masa kecil tersebut kepemimpinan imam hasan al banna
terlihat. Jiwa kepemimpinan hasan al
banna terus mengalir hingga dewasa. Sejak umur beliau 21 tahun, bersamaan
dengan masa umat islam mengalami kegoncangan hebat. Beliau mulai memimpin untuk
umat islam dengan menggunakan gaya kepemimpinan “kharismatik” yaitu Gaya kepemimpinan
kharismatik merupakan gaya kepemimpinan yang tenang dan penuh kharisma atau
daya tarik bagi anggota. Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki wibawa yang
tinggi di mata semua anggota sehingga semua anggota merasa tertarik dan senang
bekerja sama dalam menjalankan organisasi. Kepemimpinan ini yang digunakan hasan al
banna untuk melawan penjajah yang mempermainkan umat islam dan mempertahan kan
agama islam agar tidak runtuh.
2.2 Tipe kepemimpinan
imam hasan al banna
Tipe
kepemimpinan imam hasan al banna menjadi pemimpin yang kharismatik, karena
beliau percaya pada dirinya sendiri bahwa umat islam tidak akan rapuh, dan dia
juga mempercayai pengikutnya, karena mereka mempunyai kesanggupan dalam
mempertahankan agama islam dengan baik dan bertanggung jawab. Tidak hanya itu
imam hasan al banna juga memupuk rasa kekeluargaan dan persatuan dengan umat
islam yang berada diseluruh dunia dengan senang tiasa membangun semangat dalam
menjalankan dan mendakwakan agama islam keseluruh dunia. Kepemimpinan imam
hasan al banna juga bersedia digantikan kepada pendakwa-pendakwa yang ingin
menyebarkan agama islam
2.3 Sifat-sifat kepemimpinan imam hasan al banna
Dalam
menegakan dan mempertahankan agama islam dari parah penjajah ( kaum kurais ).
Dalam kepemimpinannya mempunyai sifat-sifat yang membuat parah pengikutnya
menjadi lebih tegar dan kuat melawan penjajah. Sifat-sifat tersebut sebagai
berikut :
1. Mengutamakan
kerjasama dalam mengajak manusia dalam memberantas kejahiliyaan.
2. Berusaha
agar pengikutnya lebih baik dan selalu melakukan kegiatan sesuai dengan al-quran
.
3. Mempunyai
rasa simpati kepada pengikutnya
4. Meberikan
kebebasan kepada pengikutnya dalam mempertahankan agama islam sesuai dengan
syariat islam dan aturan allah swt.
2.4 Teori kepemimpinan
yang digunakan imam Hasan Al Banna (berdakwa)
Semejak
masa muda imam hasan al banna memiliki bakat leadership yang cemerlang. Bahkan beliau terpilih sebagai ketua
organisasinya disekolah. Pada usia 21 tahun beliau ditunjuk sebagai guru di
isma’iliya, bersamaan dengan masa dimana umat islam diseluruh dunia mengalami
goncangan dan keruntuhan.
Disitu mulailah
hasan al banna dengan dakwanya, Dakwah
mengajak manusia kepada Allah, mengajak manusia untuk memberantas kejahiliyahan
(kebodohan). Dakwah beliau dimulai dengan menggalang beberapa muridnya.
Kemudian beliau berdakwah di kedai-kedai kopi. Hal ini beliau lakukan teratur
dua minggu sekali. Beliau dengan perkumpulan yang didirikannya “Al-Ikhwanul Muslimun” bekerja keras
siang malam menulis pidato, mengadakan pembinaan, memimpin rapat pertemuan,
dll. Dakwahnya mendapat sambutan luas di kalangan umat Islam Mesir. Tercatat
kaum muslimin mulai dari golongan buruh/petani, usahawan, ilmuwan, ulama,
dokter mendukung dakwah beliau.
Pada masa peperangan antara Arab dan Yahudi (sekitar tahun
45-an), beliau memobilisasi mujahid-mujahid binaannya. Dari seluruh Pasukan
Gabungan Arab, hanya ada satu kelompok yang sangat ditakuti Yahudi, yaitu
pasukan sukarela Ikhwan. Mujahidin sukarela itu terus merangsek maju, sampai
akhirnya terjadilah aib besar yang mencoreng pemerintah Mesir.
Sampai akhirnya beliau berdakwa yang sifatnya internasional,
bahkan pada saat Indonesia memproklamasikan kemerdekaan imam hasan al banna
menyatakan dukunganya, sehingga kotak dengan ulama Indonesia pun terjalin.
2.5 Kelebihanan imam
Hasan Al Banna
1.
Imam hasan al banna adalah ulama juga
tokoh pemimpin islam dunia yang sangat legendaries.
2.
Imam hasan al banna adalah imam para dai
di abat 20.
3.
Imam hasan al banna sebagai pembangun
generasi yang baik.
4.
Imam hasan al banna mempunyai
kedisiplinan yang sangat bagus dan juga mempunyai jiwa kepemimpinan.
5.
Imam hasan al banna mengajak umatnya
untuk mendakwakan islam keseluruh dunia.
6.
Imam hasan al banna mempunya strategi
yang sangat kuat untuk menjatuhkan lawan lawanya yang berani menghancurkan
islam.
7.
Imam hasan al banna mempunyai perhatian
yang sangat besar terhadap umat islam bahkan umat islam yang jauh dari
negaranya.
2.6 Kekurangan Hasan Al
Banna dalam memimpin
Dari
riwayat hidup yang saya baca tidak ada kekurangan, mungkin ini bukan kekurangan
tetapi keterlambatan beliau pada saat umat isalam mengalamin goncangan penjajah
mempermainkan dunia islam, puluhan ulama turki di jebol kepenjara, disitulah
imam hasan al banna baru menjadi pemimpin bagi umat islam.
2.7 Riwayat hidup Hasan
Al Banna
Imam Hasan bin Ahmad bin
Abdurrahman Al-Banna lahir pada tahun 1906 M di daerah
Mahmudiyah kota kecil dekat Iskandariyah Mesir. Ayahnya seorang ulama yang
diakui keilmuannya oleh ulama lain. Disamping itu beliau bekerja sebagai tukang
reparasi jam dan penjilidan buku sehingga ayahnya dikenal dengan julukan
Asy-Syaikh As-Sa’ati.Lingkungan pedesaan yang jauh dari hiruk-pikuk suasana
kota turut membantu perkembangan Hasan Al Banna. Sehingga dalam usia yang masih muda beliau sudah berhasil
menghafal Al-Qur’an. Beliau disamping berguru pada ayahnya juga berguru pada
ulama lain, sampai akhirnya mengantarkan beliau belajar di Universitas Darul
Ulum Kairo.
Hasan kecil mendisiplinkan kegiatannya menjadi empat. Siang
hari dipergunakannya untuk belajar di sekolah. Kemudian belajar membuat dan
memperbaiki jam dengan orang tuanya hingga sore. Waktu sore hingga menjelang
tidur digunakannya untuk mengulang pelajaran sekolah. Sementara membaca dan
mengulang-ulang hafalan Al-Qur’an ia lakukan selesai shalat Shubuh. Maka tak
mengherankan apabila Hasan al Banna mencetak berbagai prestasi gemilang di
kemudian hari. Pada usia 14 tahun Hasan al Banna telah menghafal seluruh
Al-Quran. Hasan Al Banna lulus dari sekolahnya dengan predikat terbaik di
sekolahnya dan nomor lima terbaik di seluruh Mesir. Pada usia 16 tahun, ia
telah menjadi mahasiswa di perguruan tinggi Darul Ulum.
Demikianlah sederet prestasi Hasan kecil. Selain prestasinya
di bidang akademik, Ia juga memiliki bakat leadership yang cemerlang. Semenjak
masa mudanya Hasan Al-Banna selalu terpilih untuk menjadi ketua organisasi
siswa di sekolahnya. Bahkan pada waktu masih berada di jenjang pendidikan
i’dadiyah (semacam SMP), beliau telah mampu menyelesaikan masalah secara
dewasa, kisahnya begini:
Suatu siang, usai belajar di sekolah, sejumlah besar siswa
berjalan melewati mushalla kampung. Hasan berada di antara mereka. Tatkala
mereka berada di samping mushalla, maka adzan pun berkumandang. Saat itu,
murid-murid segera menyerbu kolam air tempat berwudhu. Namun tiba-tiba saja
datang sang imam dan mengusir murid-murid madrasah yang dianggap masih
kanak-kanak itu. Rupanya, ia khawatir kalau-kalau mereka menghabiskan jatah air
wudhu. Sebagian besar murid-murid itu berlarian menyingkir karena bentakan sang
imam, sementara sebagian kecil bertahan di tempatnya. Mengalami peristiwa
tersebut, al Banna lalu mengambil secarik kertas dan menulis uraian kalimat
yang ditutup dengan satu ayat Al Qur’an, “Dan janganlah kamu mengusir orang
yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, sedang mereka
menghendaki keridhaan-Nya.”(Q. S. Al-An’aam: 52).
Kertas itu dengan penuh hormat ia berikan kepada Syaikh
Muhammad Sa’id, imam mushalla yang menghardik kawan-kawannya. Membaca surat Hasan
al Banna hati sang imam tersentuh, hingga pada hari selanjutnya sikapnya
berubah terhadap “rombongan anak-anak kecil” tersebut. Sementara para murid pun
sepakat untuk mengisi kembali kolam tempat wudhu setiap mereka selesai shalat
di mushalla. Bahkan para murid itu berinisiatif untuk mengumpulkan dana untuk
membeli tikar mushalla.
Pada usia 21 tahun, Hasan Al Banna menamatkan studinya di
Darul ‘Ulum dan ditunjuk menjadi guru di Isma’iliyah. Hasan Al Banna sangat prihatin dengan kelakuan Inggris yang memperbudak
bangsanya. Masa itu adalah sebuah masa di mana umat Islam sedang mengalami
kegoncangan hebat. Kekhalifahan Utsmaniyah (di Turki), sebagai pengayom umat
Islam di seluruh dunia mengalami keruntuhan. Umat Islam mengalami kebingungan.
Sementara kaum penjajah mempermainkan dunia Islam dengan seenaknya. Bahkan di
Turki sendiri, Kemal Attaturk memberangus ajaran Islam di negaranya. Puluhan
ulama Turki dijebloskan ke penjara. Demikianlah keadaan dunia Islam ketika al
Banna berusia muda. Satu di antara penyebab kemunduran umat Islam adalah bahwa
umat ini jahil (bodoh) terhadap ajaran Islam.
Maka mulailah Hasan al Banna dengan dakwahnya. Dakwah
mengajak manusia kepada Allah, mengajak manusia untuk memberantas kejahiliyahan
(kebodohan). Dakwah beliau dimulai dengan menggalang beberapa muridnya.
Kemudian beliau berdakwah di kedai-kedai kopi. Hal ini beliau lakukan teratur
dua minggu sekali. Beliau dengan perkumpulan yang didirikannya “Al-Ikhwanul Muslimun” bekerja keras
siang malam menulis pidato, mengadakan pembinaan, memimpin rapat pertemuan,
dll. Dakwahnya mendapat sambutan luas di kalangan umat Islam Mesir. Tercatat
kaum muslimin mulai dari golongan buruh/petani, usahawan, ilmuwan, ulama,
dokter mendukung dakwah beliau.
Pada masa peperangan antara Arab dan Yahudi (sekitar tahun
45-an), beliau memobilisasi mujahid-mujahid binaannya. Dari seluruh Pasukan
Gabungan Arab, hanya ada satu kelompok yang sangat ditakuti Yahudi, yaitu
pasukan sukarela Ikhwan. Mujahidin sukarela itu terus merangsek maju, sampai
akhirnya terjadilah aib besar yang mencoreng pemerintah Mesir. Amerika Serikat,
sobat kental Yahudi mengancam akan mengebom Mesir jika tidak menarik mujahidin Ikhwanul Muslimin. Maka terjadilah sebuah tragedi yang membuktikan betapa
pengecutnya manusia. Ribuan mujahid Mesir ditarik ke belakang, kemudian
dilucuti. Oleh siapa? Oleh pasukan pemerintah Mesir! Bahkan tidak itu saja,
para mujahidin yang ikhlas ini lalu dijebloskan ke penjara-penjara militer.
Bahkan beberapa waktu setelah itu Hasan al Banna, selaku pimpinan Ikhwanul
Muslimin menemui syahidnya dalam sebuah peristiwa yang dirancang oleh
musuh-musuh Allah.
Dakwah beliau bersifat internasional. Bahkan segera setelah
Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, Hasan al Banna segera menyatakan
dukungannya. Kontak dengan tokoh ulama Indonesia pun dijalin. Tercatat M. Natsir pernah berpidato didepan
rapat Ikhwanul Muslimin. (catatan : M. Natsir di kemudian hari menjadi PM
Indonesia ketika RIS berubah kembali menjadi negara kesatuan).Syahidnya Hasan
Al-Banna tidak berarti surutnya dakwah beliau. Sudah menjadi kehendak Allah,
bahwa kapan pun dan di mana pun dakwah Islam tidak akan pernah berhenti,
meskipun musuh-musuh Islam sekuat tenaga berusaha memadamkannya.
Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut
(ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun
orang-orang kafir benci. (Q. S. Ash-Shaff: 8)Masa-masa sepeninggal Hasan
Al-Banna, adalah masa-masa penuh cobaan untuk umat Islam di Mesir. Banyak
murid-murid beliau yang disiksa, dijebloskan ke penjara, bahkan dihukum mati,
terutama ketika Mesir di perintah oleh Jamal Abdul Naseer, seorang diktator
yang condong ke Sovyet. Banyak pula murid beliau yang terpaksa mengungsi ke
luar negeri, bahkan ke Eropa. Pengungsian bagi mereka bukanlah suatu yang
disesali. Bagi mereka di mana pun adalah bumi Allah, di mana pun adalah lahan
dakwah. Para pengamat mensinyalir, dakwah Islam di Barat tidaklah terlepas dari
jerih payah mereka. Demikianlah, siksaan, tekanan, pembunuhan tidak akan
memadamkan cahaya Allah. Bahkan semuanya seakan-akan menjadi penyubur dakwah
itu sendiri, sehingga dakwah Islam makin tersebar luas. Di antara karya penerus
perjuangan beliau yang terkenal adalah Fi Dzilaalil Qur’an (di bawah lindungan
Al-Qur’an) karya Sayyid Quthb.
Sebuah kitab tafsir Al-Qur’an yang sangat berbobot di jaman kontemporer ini.
Ulama-ulama kita pun menjadikannya sebagai rujukan terjemahan Al-Qur’an dalam
Bahasa Indonesia. Di antaranya adalah Al-Qu’an dan Terjemahannya keluaran Depag
RI, kemudian Tafsir Al-Azhar karya seorang ulama Indonesia Buya Hamka.
Mengenal sosok beliau akanlah terasa komplit apabila kita mengetahui prinsip
dan keyakinan beliau.
Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang senantiasa beliau
pegang teguh dalam dakwahnya:
1.
Saya meyakini: “Sesungguhnya segala
urusan bagi Allah. Nabi Muhammad SAW junjungan kita, penutup para Rasul yang
diutus untuk seluruh umat manusia. Sesungguhnya hari pembalasan itu haq (akan
datang). Al-Qur’an itu Kitabullah. Islam itu perundang-undangan yang lengkap
untuk mengatur kehidupan dunia akhirat.”
2.
Saya berjanji: “Akan mengarahkan
diri saya sesuai dengan Al-Qur’an dan berpegang teguh dengan sunah suci. Saya
akan mempelajari Sirah Nabi dan para sahabat yang mulia.”
3.
Saya meyakini: “Sesungguhnya
istiqomah, kemuliaan dan ilmu bagian dari sendi Islam.”
4.
Saya berjanji: “Akan menjadi orang
yang istiqomah yang menunaikan ibadah serta menjauhi segala kemunkaran.
Menghiasi diri dengan akhlak-akhlak mulia dan meninggalkan akhlak-akhlak yang
buruk. Memilih dan membiasakan diri dengan kebiasaan-kebiasaan islami semampu
saya. Mengutamakan kekeluargaan dan kasih sayang dalam berhukum dan di
pengadilan. Tidak akan pergi ke pengadilan kecuali jika terpaksa, akan selalu
mengumandangkan syiar-syiar islam dan bahasanya. Berusaha menyebarkan ilmu
pengetahuan yang bermanfaat untuk seluruh lapisan umat ini.”
5.
Saya meyakini: “Seorang muslim
dituntut untuk bekerja dan mencari nafkah, di dalam hartanya yang diusahakan
itu ada haq dan wajib dikeluarkan untuk orang yang membutuhkan dan orang yang
tidak punya.
6.
Saya berjanji: “Akan berusaha untuk
penghidupan saya dan berhemat untuk masa depan saya. Akan menunaikan zakat
harta dan menyisihkan sebagian dari usaha itu untuk kegiatan-kegiatan
kebajikan. Akan menyokong semua proyek ekonomi yang islami, dan bermanfaat
serta mengutamakan hasil-hasil produksi dalam negeri dan negara Islam lainnya.
Tidak akan melakukan transaksi riba dalam semua urusan dan tidak melibatkan
diri dalam kemewahan yang diatas kemampuan saya.”
7.
Saya meyakini: “Seorang muslim
bertanggung jawab terhadap keluarganya, diantara kewajibannya menjaga
kesehatan, aqidah dan akhlak mereka.”
8.
Saya berjanji: “Akan bekerja untuk
itu dengan segala upaya. Akan menyiarkan ajaran-ajaran islam pada seluruh
keluarga saya, dengan pelajaran-pelajaran islami. Tidak akan memasukkan
anak-anak saya ke sekolah yang tidak dapat menjaga aqidah dan akhlak mereka.
Akan menolak seluruh media massa, buletin-buletin dan buku-buku serta tidak
berhubungan dengan perkumpulan-perkumpulan yang tidak berorientasi pada ajaran
Islam.”
9.
Saya meyakini: “Di antara kewajiban
seorang muslim menghidupkan kembali kejayaan Islam dengan membangkitkan
bangsanya dan mengembalikan syariatnya, panji-panji islam harus menjadi panutan
umat manusia. Tugas seorang muslim mendidik masyarakat dunia menurut
prinsip-prinsip Islam.”
10.
Saya berjanji: “Akan
bersungguh-sungguh dalam menjalankan risalah ini selama hidupku dan
mengorbankan segala yang saya miliki demi terlaksananya misi (risalah)
tersebut.”
11.
Saya meyakini: “Bahwa kaum muslim
adalah umat yang satu, yang diikat dalam satu aqidah islam, bahwa islam yang
memerintahkan pemelukya untuk berbuat baik (ihsan) kepada seluruh manusia.”
12.
Saya berjanji: “Akan mengerahkan
segenap upaya untuk menguatkan ikatan persaudaraan antara kaum muslimin dan
mengikis perpecahan dan sengketa di antara golongan-golongan mereka.”
13.
Saya meyakini: “Sesungguhnya rahasia
kemunduran umat Islam, karena jauhnya mereka dari “dien” (agama) mereka, dan
hal yang mendasar dari perbaikan itu adalah kembali kepada pengajaran Islam dan
hukum-hukumnya, itu semua mungkin apabila setiap kaum muslimin bekerja untuk
itu.”
Semangat keislamannya sudah tumbuh semenjak kecil. Beliau
sangat rajin ibadah dan suka mengunjungi para ulama untuk berdiskusi tentang
masalah agama dan problematika umat. Sehingga tidak aneh para ulama dan gurunya
sangat mencintai beliau dan menaruh harapan yang besar terhadap Hasan Al-Banna.
Kegundahannya terhadap kemaksiatan menyebabkan Hasan Al-Banna kecil bersama
teman-temannya membuat organisasi Menolak Keharaman. Dan diantara aktivitasnya,
mengingatkan umat Islam yang melakukan dosa dan meninggalkan kewajiban Islam
seperti shalat, puasa, dan lain-lain. Hasan Al-Banna juga punya kegiatan yang
dilakukannya ketika masih kecil, yaitu
membangun-bangunkan orang tidur dari rumah ke rumah untuk shalat Subuh
berjamaah di masjid.
Berkata ulama India Abul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadawi
tentang imam Hasan Al Banna, ”Kehadirannya cukup mengejutkan Mesir, dunia Arab dan
dunia Islam secara keseluruhan. Semua terkejut oleh dakwah, tarbiyah, jihad dan
kekuatannya yang unik. Allah telah mengumpulkan pada dirinya berbagai kemampuan
yang kadang-kadang tampak kontradiktif di mata psikolog, sejarawan, dan
kritikus, yaitu pemikiran yang brilian, pemahaman yang cemerlang, wawasan yang
luas, perasaan yang kuat, hati yang penuh berkah, semangat yang membara, lisan
yang fasih, zuhud dan qanaah –tanpa menyiksa diri– dalam kehidupan pribadinya.
Cita-cita dan kepedulian yang tinggi dalam menyebarkan da’wah.” Perhatian Hasan
Al Banna terhadap Islam dan umat Islam sangat besar termasuk umat Islam yang
jauh dari Mesir, seperti Indonesia. Hal ini yang menjadikan beliau memimpin
sendiri Komite Solidaritas bagi Kemerdekaan Indonesia. Dan utusan Indonesia
yang berkunjung ke Mesir saat itu, yaitu H. Agus Salim, Dr. H.M. Rasyidi, M.
Zein Hasan dan lain-lain, mengucapkan terima kasih kepada Hasan Al-Banna atas
dukungan untuk kemerdekaan Indonesia.
Imam Hasan Al Banna berpesan kepada pengikut-pengikutnya, ”Anda sekalian adalah
ruh baru yang mengalir dalam jasad umat ini.” Dakwah dan jihad Hasan Al-Banna
membuat kecut thaghut (penguasa yang lalim) yang hidup pada masa beliau. Tidak
ada cara lain kecuali memusnahkan dakwah Hasan Al Banna. Tepat di depan kantor
Organisasi Pemuda Islam yang didirikannya, Hasan-Al Banna ditembak. Sebagian
pelaku membawa Hasan Al-Banna ke rumah sakit dan meminta kepada penjaga rumah
sakit untuk membiarkannya tanpa penanganan medis.Sampai setelah dua jam tanpa
pertolongan medis, Hasal Al-Banna meninggal dunia. Tahun itu tahun 1949 M.
Hasan Al-Banna dishalatkan oleh ayahnya yang sudah sepuh dan 4 orang wanita.
Begitulah Hasan Al-Banna yang hidup untuk Islam dan umat Islam. Meninggal
akibat konspirasi yang menginginkan dakwahnya redup. Tetapi kematiannya tidak
membuatnya mati. Dakwahnya tetap hidup dan namanya tetap harum. Pendukung
gerakan dakwahnya semakin banyak. Perjuangannya membangun Ikhwanul Muslimin
diteruskan oleh Dr. Yusuf Al-Qaradhawi.
BAB
III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Konsep
kepemimpinan yang dibangun imam hasan al bannna merupakan prinsip kebenaran dan
yang lainya adalah prinsip kebatilan.
Kepemimpinan yang diciptakan beliau adalah sehat jasmani dan rohani,
adil sholeh, jujur, cerdas serta mempunyai kapabilitas untuk memimpin.
Kepemimpinanya menggan menggunakan metode dakwa organisasi keagamaan yang
didirikan dengan sebutan (ikhwanul muslimin) bertujuan untuk mengembalikan
ajaran-ajaran serta hukum-hukum islam dalam kehidupan yang berdasarkan al-quran
dan hadis sebagai salah satu spirit dan jatuhnya umat islam dari agama.
Istiqomah sebagai landasan sebagai perjuangan walaupun nyawa sebagai taruhanya,
sehingga lahir ruh jihad yang membara untuk membina umat islam dengan
keikhlasan.
Sebagai
tokoh kharismatik yang berhasil membina umat dan membentuk wadah organisasi
dakwa keseluruh dunia sampai saat ini yang tak lain adalah tradisi penegakan
islam menjadi gerakan berbasis konsep khalifah memalaui ikhwanul muslimin.
Beberapa hal yang menjadi catatan penting beliau juga memimpin sebuah revolusi
dalam teori kepemimpinan yang coba di aplikasikan untuk kemasalahan umat islam.
BAB
IV
Daftar
Pustaka
Sumber
http://jihadsabiluna.wordpress.com/2008/01/08/riwayat-hidup-hasan-albanna/
Berdasarkan kepada petikan diatas menunjukkan Hasan Al-Banna sememangnya adalah tokoh yang amat penting ketika itu. Diantara tahun 1948-1954 merupakan tahap terpenting penglibatan ikhwan al-muslimin dalam proses politik di Mesir. Pada akhir tahun 1940-an dan awal 1950-an gerakan ini berjaya muncul sebagai sebuah organisasi yang paling mendapat sambutan rakyat mengatasi pengaruh yang sebelum ini secara tradisi dimonopoli oleh parti Ward terutama semasa Hasan Al-Banna masih hidup.Sebagai pengasas Ikhwan Al-Mukminin,Ketiadaannya untuk memimpin Ikhwan Al-Mukminin menjadi faktor utama meyebabkan Ikhwan Al-Mukminin gagal merebut kuasa politik Mesir pada tahun 1948-1954. Juga ditahun tersebut berlaku perubahan pentadbiran oleh sekumpulan pegawai tentera yang dikenali sebagai free officer yang bertindak merampas kuasa pimpinan Gamal Abdul Nasser iaitu seorang tokoh yang berjaya menyingkirkan rakan-rakan yang tidak sealiran dengannya dan yang paling penting, berjaya memusnahkan pengaruh Ikhwan Al-Muslimin.
Kematian Hasan Al-Banna meninggalkan kesan yang amat besar terhadap corak dan nasib masa depan gerakan tersebut. Kekosongan pemimpin selepas kematiannya mencetuskan perebutan kuasa di kalangan pucuk pimpinan. Ini sebabkan organisasi ini tidak begitu berkesan mendominasikan politik mesir. Malah Ikhwan Al-Muslimin memainkan peranan kecil dalam Revolusi Julai 1952. Juga Ikhwan Al-Muslimin menghadapi tekanan hebat dari pemerintah.
2.3 Sifat-sifat kepemimpinan imam hasan al banna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar