“Jiwa Mahasiswa!”, bagi seluruh mahasiswa
tentunya familiar mendengar kata ini, paling tidak ketika masa ospek. Apalagi
bagi mahasiswa yang menjadi aktivis mahasiswa, tentunya kata ini sudah menjadi
sahabat setia yang selalu ada dalam orasi-orasi dan karya tulisan mereka.
Dari satu sisi, kata “hidup mahasiswa!” ini menjadi satu pemantik semangat juang bagi mereka yang memahami bagaimana peranan mahasiswa itu sendiri. Namun, di sisi lain, dengan pergeseran nilai yang cukup jauh saat ini tentang mahasiswa itu sendiri, kata “hidup mahasiswa!” ini hanya dijadikan sekedar formalitas atau main-main saja. Ya, memang ini hanya sekedar kata yang sering diucapkan oleh mereka mahasiswa yang mengaku sebagai aktivis. Namun sejatinya, kata ini bukanlah sekedar kata kosong yang tiada makna untuk diimplementasikan. Lebih parah lagi kalo kata ini hanya diartikan sebagai formalitas belaka untuk menyandang gelar sebagai aktivis. Dan sebenarnya, klaim bahwa yang berhak menyandang kata ini hanya aktivis mahasiswa yang ada di BEM itu salah besar. Setiap mahasiswa di Indonesia berhak untuk menyandang dan memakai kata ini sebagai landasan gerakan yang mereka bangun. Setiap mahasiswa yang benar-benar bergerak untuk perbaikan negeri ini berhak untuk memakai kata ini. Setiap mahasiswa yang berjuang setulus hati untuk memberikan nilai hidup, berhak menyandang kata ini.
Dari satu sisi, kata “hidup mahasiswa!” ini menjadi satu pemantik semangat juang bagi mereka yang memahami bagaimana peranan mahasiswa itu sendiri. Namun, di sisi lain, dengan pergeseran nilai yang cukup jauh saat ini tentang mahasiswa itu sendiri, kata “hidup mahasiswa!” ini hanya dijadikan sekedar formalitas atau main-main saja. Ya, memang ini hanya sekedar kata yang sering diucapkan oleh mereka mahasiswa yang mengaku sebagai aktivis. Namun sejatinya, kata ini bukanlah sekedar kata kosong yang tiada makna untuk diimplementasikan. Lebih parah lagi kalo kata ini hanya diartikan sebagai formalitas belaka untuk menyandang gelar sebagai aktivis. Dan sebenarnya, klaim bahwa yang berhak menyandang kata ini hanya aktivis mahasiswa yang ada di BEM itu salah besar. Setiap mahasiswa di Indonesia berhak untuk menyandang dan memakai kata ini sebagai landasan gerakan yang mereka bangun. Setiap mahasiswa yang benar-benar bergerak untuk perbaikan negeri ini berhak untuk memakai kata ini. Setiap mahasiswa yang berjuang setulus hati untuk memberikan nilai hidup, berhak menyandang kata ini.
Mungkin sudah banyak sekali
tulisan yang dibuat untuk menyebutkan bagaimana seorang mahasiswa itu
sesungguhnya, yaitu ketika diresume akan muncul tiga peranan penting sebagai
seorang mahasiswa. Dalam tulisan ini penulis tidak akan terlalu banyak membahas
hal itu. Pada intinya ketiga peranan itu adalah mahasiswa sebagai director of change, social control, dan
iron stock bangsa di masa depan. Integrasi ketiga peranan inilah
yang kemudian melahirkan seorang mahasiswa sejati. Kemudian kembali lagi pada
gabungan keduanya,. “hidup mahasiswa!”, yang berarti dapat disimpulkan bahwa
tidak sekedar kata yang bermakna kosong, namun mengandung arti yang mendalam
bagi mahasiswa. Frase kata ini kemudian mencoba memberikan pesan kepada setiap
pendengarnya dan siapa saja yang mengaku memiliki frase ini untuk membuat
mahasiswa itu benar-benar hidup. Hidup dalam apapun, hidup dalam berkarya,
hidup dalam tatanan sosial, hidup dalam kehidupan bangsa dan negara, hidup
dalam sisi akademik, dan hidup dalam apapun.Frase frase kata “hidup mahasiswa”
ini memiliki pesan fundamentalis kepada setiap mahasiswa untuk berjuang
mewujudkan apa yang dimaksudkan sebagai kedaulatan mahasiswa. Kedaulatan
mahasiswa berarti suatu kondisi dimana mahasiswa benar-benar sebagai motor
hidup kemajuan bangsa. Bangsa yang maju merupakan bangsa yang unggul dalam
dalam segala aspek kehidupan, baik riset, energi, ekonomi, sosial, politik,
kebudayaan, dan lainnya. Di sinilah mahasiswa dapat mengambil peranan untuk
membuktikan dan menjaga peluang bahwa mahasiswa masih “hidup”. Di sinilah
kemudian mahasiswa membuktikan kontribusi nyata mereka dalam memajukan
bangsa.Sebagai mahasiswa tentunya sudah tidak perlu lagi untuk memikirkan
terlalu banyak soal diri sendiri. Ketika kita sudah mengazamkan diri masuk ke
dalam dunia yang disebutkan sebagai mahasiswa, maka kita sudah mengazamkan diri
kita sendiri untuk orang lain, yaitu bangsa dan negara. Yang artinya adalah
totalitas memberikan segenap kemampuan untuk kemajuan bangsa dan negara ini.
Mahasiswa merupakan penggerak, motor dan pendobrak peradaban dengan idealisme
tinggi yang dimilikinya. Idealisme, inilah kekuatan utama mengapa mahasiswa
sangat erat dengan perubahan.
Pada akhirnya, frase kata “hidup
mahasiswa!” ini bukanlah sekedar kata formal saja, namun lebih dari itu
mengandung pemaknaan yang sangat fundamental bagi seorang mahasiswa. Tidak ada
seorangpun yang berhak memakai kata ini, kecuali mereka yang benar-benar
bergerak dan berjuang untuk membuat mahasiswa benar-benar “hidup”. Tidak peduli
mereka yang menjadi aktivis, atau mereka yang menjadi pasivis, apapun gerakan
yang mereka bangun untuk perubahan ke arah perbaikan bersama, mereka berhak
memiliki kata ini. Karena perjuangan sejati akan muncul ketika setiap langkah
benar-benar dimaknai dan dijalani setulus hati dengan integritas dan dedikasi
yang tinggi untuk perubahan ke arah perbaikan.
Refrensi http://alunandialektis.wordpress.com/2012/06/29/bukan-sekedar-kata-hidup-mahasiswa/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar