Selasa, 05 November 2013

Alinea Atau Paragraph

A. Definisi Alinea (paragraph)
Alinea (Paragraf) adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.


B.  Syarat  Alinea (paragraph)
1.      Kesatuan
Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang membangun paragraf secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertenru. Kesatuan di sini tidak boleh diartikan bahwa paragraf itu memuat satu hal saja.
2.      Kepaduan
Kepaduan (koherensi) adalah kekompakan hubungan antara suatu kalimat dan kalimat yang lain yang membentuk suatu paragraf kepaduan yang baik tetapi apabila hubungan timbal balik antar kalimat yang membangun paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami. Kepaduan sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa hal, seperti pengulangan kata kunci, penggunaan kata ganti, penggunaan transisi, dan kesejajaran(paralelisme).
3.      Kelengkapan
Ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kalimat topik. Paragraf yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan paragraf yang kurang lengkap. Apabila yang dikembangkan itu hanya diperlukan dengan pengulangan-pengulangan adalah paragraf yang tidak lengkap.
4.       Panjang Paragraf
Panjang paragraf dalam sebagai tulisan tidak sama, bergantung pada beberapa jauh/dalamnya suatu Bahasa dan tingkat pembaca yang menjadi sasaran
Memperhitungkar, 4 hal :
a.       Penyusunan kalimat topik,
b.       Penonjolan kalimat topik dalam paragraf,
c.        Pengembangan detail-detail penjelas yang tepat, dan
d.      Penggunaan kata-kata transisi, frase, dan alat-alat lain di dalam paragraf. 
5.      Pola Sususnan Paragraf
Rangkaian pernyataan dalam paragraf harus disusun menurut pola yang taat asas, pernyataan yang satu disusun oleh pernyatanyang lain dengan wajar dan bersetalian secara logis. Dengan cara itu pembaca diajak oleh penulis untuk memahami paragraf sebagai satu kesatuan gagasan yang bulat. Pola susunannya bermacam-macam, dan yang sering diterapkan dalam tulisan ilmiah. antara lain :
a.       pola runtunan waktu,
b.       pola uraian sebab akibat,
c.       pola perbandingan dan pertentangan,
d.      pola analogi,
e.       pola daftar, dan
f.       pola lain.
Ada tiga teknik pengembangan paragraf :
1.      Secara alami
Pengembangan paragraf secara alami berdasarkan urutan ruang dan waktu. Urutan ruang merupakan urutan yang akan membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam suatu ruang. Urutan waktu adalah urutan yang menggambarkan urutan tedadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.
2.       Klimaks dan Antiklimaks
Pengembangan paragraf teknik ini berdasarkan posisi tertentu dalam suatu rangkaian berupa posisi yang tertinggi atau paling menojol. Jika posisi yang tertinggi itu diletakkan pads bagian akhir disebut klimaks. Sebaliknya, jika penulis mengawali rangkaian dengan posisi paling menonjol kemudian makin lama makin tidak menonjol disebut antiklimaks.
3.       Umum Khusus dan Khusus Umum
Dalam bentuk Umum ke Khuss utama diletakkan di awal paragraf, disebut paragraf deduktif. Dalam bentuk khusus-umum, gagasan utama diletakkan di akhir paragraf, disebut paragraf induktif.

C. Manfaat Alinea (paragraph)
Adapun beberapa manfaat paragraf adalah sebagai berikut :
1.      Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
2.      Menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran.
3.      Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya.
4.      Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil dan
5.      Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa variabel.

D. Unsur-unsur alinea
Dalam pembuatan suatu paragraf harus memiliki unsur unsur pembangun paragraf agar paragraf atau alinea dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya.
1.      Topik atau tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau pokok pikiran, topic merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.
2.      Kalimat utama atau pikiran utama, merupakan dasar dari pengembangan  suatu paragraf karena kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf. Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokoknya alinea dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
a.       Deduktif : kalimat utama diletakan di awal alinea
b.      Induktif : kalimat utama diletakan di akhir anilea
c.       Variatif : kalimat utama diletakan di awal dan diulang pada akhir alinea
d.      Deskriptif/naratif : kalimat utama tersebar di dalam seluruh alinea
3.      Kalimat penjelas, merupakan kalimat yang berfungsi sebagai penjelas dari gagasan utama. Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisisi gagasan penjelas.
4.      Judul (kepala karangan), untuk membuat suatu kepala karangan yang baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
a.       Provokatif (menarik)
b.       Berbentuk frase
c.       Relevan (sesuai dengan isi)
d.      Logis
e.       Spesifik

E.  Ciri-ciri kalimat utama dan penjelas
Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan atau mendukung ide utama.
1.         Ciri kalimat topik :
a.    Mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut.
b.   Mengandung kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
c.    Mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain.
d.   Dapat dibentuk tanpa kata sambung atau transisi.
2.         Ciri kalimat pendukung :
a.    Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
b.   Arti kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea.
c.    Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau kalimat transisi.
d.   Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung kalimat topic

F.  Macam-macam Paragraph
1.   Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
2.   Argumentasi
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
3.    Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
4.    Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu.
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
5.   Narasi
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.

G. Macam-macam paragraf berdasarkan isi
1.      Paragraf deskripsi
Paragraf deskripsi ditandai dengan kalimat utama yang tidak tercantum secara nyata dan tema paragraf tersirat dalam keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai untuk melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita.
Contoh paragraf deskripsi :
Dari balik tirai hujan sore hari, pohon-pohon kelapa di seberang lembah itu seperti perawan mandi basah, segar penuh gairah dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup adalah rambut basah yang tergerai dan jatuh di belahan punggung. Batang-batang yang ramping dan meliuk-liuk oleh hembusan angin seperti tubuh semampai yang melenggang tenang dan penuh pesona.
2.        Paragraf proses
Paragraf proses ditandai dengan tidak terdapatnya kalimat utama dan pikiran utamanya tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas yang memaparkan urutan suatu kejadian atau proses, meliputi waktu, ruang, klimaks dan antiklimaks.
3.      Paragraf efektif
Paragraf efektif adalah paragraf yang memenuhi ciri paragraf yang baik. Paragrafnya terdiri atas satu pikiran utama dan lebuh dari satu pikiran penjelas. Tidak boleh ada kalimat sumbang, harus ada koherensi antar kalimat.

H. Macam-macam paragraf berdasarkan letak kalimat utama
1.      Paragraf deduktif
Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh paragraf deduktif :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru.
2.      Paragraf induktif
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
Contoh paragraf induktif :
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting, efektif dan efisien.
3.       Paragraf campuran
Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraph. Kalimat utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali.
Contoh paragraf campuran :
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bias maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.

I.    Macam-macam paragraf berdasarkan tujuannya
1.        Paragraf pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
Contoh paragraf pembuka :
Pemuli baru saja usai. Sebagian orang, terutama caleg yang sudah pasti jadi, merasa bersyukur karena pemilu berjalan lancer seperti yang diharapkan. Namun, tidak demikian yang dirasakan oleh para caleg yang gagal memperoleh kursi di parlemen. Mereka mengalami stress berat hingga tidak bias tidur dan tidak mau makan.
2.      Paragraf penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka. Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis, paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
3.       Paragraf penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
Contoh paragraf penutup :
Demikian proposal yang kami buat. Semoga usaha kafe yang kami dirikan mendapat ridho dari Tuhan YME serta bermanfaat bagi sesame. Atas segala perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

J.   Perkembangan Alinea
1.      Pola paragraf definisi merupakan penjelasan sesuatu dengan jelas. Pola paragraf definisi biasanya menggunakan sebuah konjungsi (adalah, ialah, yaitu) yang dicantumkan pada paragraf supaya lebih mudah dimengerti.
Contoh Pola Pengembangan Paragraf Definisi :
Apakah itu Intranet? Kata intranet ini mungkin masih banyak orang awam yang belum mengetahuinya. Kata intranet hampir menyerupai dengan kata internet, namun terdapat perbedaan dari internet dan intranet. Jadi intranet merupakan sebuah jaringan komputer yang berbasis protokol TCP(Transfer Control Protokol) atau IP(Internet Protokol) seperti halnya sebuah internet, hanya saja intranet digunakan dalam keadaan internal dari sebuah lembaga, perusahaan, kantor, bahkan warung internet(WARNET) pun dapat dikategorikan sebagai intranet. Antar Intranet dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya melalui sambungan Internet yang memberikan tulang punggung komunikasi jarak jauh di dalam suatu tempat atau wilayah. Akan tetapi sebuah intranet tidak perlu terhubung menuju sambungan jaringan ke luar tempat atau wilayah, sehingga intranet hanya terhubung dalam suatu jaringan di dalam suatu tempat atau wilayah. Intranet menggunakan semua protocol TCP(Transfer Control Protokol) atau IP(Internet Protokol) dan aplikasinya, sehingga semua komputer yang terhubung dengan intranet memiliki “private” internet.
2.      Pola paragraf sebab-akibat atau yang pada umumnya disebut pola kausal, dapat dinyatakan dengan menggunakan sebab-akibat suatu peristiwa. Dalam hal ini sebab dapat menjadi gagasan utama, sedangkan akibat dapat menjadi perincian pengembangannya, ataupun sebaliknya.
Contoh Pola Pengembangan Paragraf Sebab-Akibat :
Jika kita sering berolahraga dengan benar, tentunya tubuh kita akan sehat dan bugar. Olahraga dapat memiliki banyak manfaatnya terhadap kesehatan tubuh. Dengan proporsi dan pilihan yang tepat dengan dilakukan secara teratur, olahraga yang kita lakukan dapat mencegah dan membantu proses penyembuhan penyakit. Telah banyak riset yang terus mencoba menemukan manfaat lain dari olahraga. Selain dapat menjaga tubuh dan mencegah kegemukan, olahraga juga dapat sebagai alternative untuk proses penyembuhan seperti halnya obat-obatan. Karena olahraga memiliki lebih sedikit efek samping dibanding jenis pengobatan lainnya. Sebenarnya yang membuat olahraga mampu berfungsi sebagai salah satu cara pengobatan yang efektif yaitu olahraga dapat memperkuat otot dalam tubuh yang bekerja paling keras, yakni jantung. Olahraga teratur mampu memacu tubuh mencapai detak jantung optimal 60 hingga 70 persen dari detak jantung maksima, sehingga mampu membuat jantung berdetak secara efisien, memperkuat pembuluh arteri dan melancarkan sirkulasi darah.
3.      Pada pola paragraf proses merupakan termasuk jenis paragraf deskriptif. Paragraf proses yaitu paragraf yang menjelaskan atau menginformasikan suatu proses terjadinya atau proses bekerjanya sesuatu urutan langkah.
Contoh Pola Pengembangan Paragraf  Proses:
Tentunya kita semua mengetahui makanan yang bernama tempe. Tempe yang sering kita konsumsi merupakan makanan murah dan bergizi.  Banyak protein yang dikandung oleh tempe. Cara membuat tempe pun tidaklah sulit. Bahan yang akan diolah mudah diperoleh, yaitu kacang kedelai atau kacang-kacangan lain. Namun, bahan yang biasanya digunakan adalah kacang kedelai. Untuk membuat tempe, langkah yang  pertama kali dilakukan yaitu mengambil kedelai yang sudah kita siapkan sebelumnya.  Kita pilih terlebih dahulu kedelai yang bagus dan bersih. Kemudian, cuci bersih dengan air yang mengalir, dan kita rebus sampai terlihat masak. Rebusan tempe yang masih panas tersebut dibiarkan satu atau dua jam sehingga menjadi dingin.  Kulit kedelai masih melekat walaupun ada juga yang sudah mengelupas. Sekarang usahakan supaya kulit kedelai mengelupas semua. Caranya, masukkan kedelai ke dalam bakul, letakkan di bawah pancuran air dan aduk secara terus-menerus. Lakukan hal itu sampai kedelai terkelupas semuanya. Sambil membersihkan kedelai, didihkan air didalam panci besar, kemudian masukan kedelai yang telah dibersihkan dan rebus hingga empuk, setelah terlihat empuk, angkat dan buang airnya. Cuci kedelai dibawah air mengalir untuk membuang sisa kulit arinya, kemudian tiriskan hingga kering. Atur kedelai didalam wadah dengan permukaan lebar, setelah dingin taburi permukaan kedelai dengan ragi tempe, aduk hingga merata, kemudian masukan kedelai yang telah diberi ragi kedalam plastik secara merata, tutup rapat ujungnya, kemudian lubangi plastik tersebut secukupnya untuk udara. Simpan bungkusan tempe tersebut ditempat yang terdapat sirkulasi udaranya selama kurang lebih 35 jam.
4.      Paragraf contoh merupakan sebuah paragraf ilustrasi. Paragraf contoh dikembangkan menggunakan sebuah contoh atau ilustrasi. Contoh atau ilustrasi pada paragraph tersebut yang memberikan penjelasan terhadap gagasan paragraf, baik dengan cara deduktif, induktif, atau paduan keduanya.
Contoh Pola Pengembangan Paragraf Contoh :
Sebagai seorang pengusaha harus memiliki modal untuk mambangun usahanya. Seorang pengusaha besar biasanya memiliki modal yang besar dalam membangun usahanya. Sedangkan pengusaha kecil biasanya memiliki modal yang kecil dalam membangun usahanya. Baik itu bermodal besar maupun bermodal kecil, seorang pengusaha diarahkan untuk mengolah dan mengatur modal tersebut agar mendapatkan keuntungan yang hendak dicapai. Bagi pengusaha yang bermodal kecil, jika berani mengambil resiko, rintangan dan tantangan dalam mengembangkan usahanya, maka akan dapat menjadi seorang pengusaha yang besar. Jatuh-bangun sebuah usaha akan memberikannya pengalaman dan kekuatan untuk memperluas usahanya sehingga menjadikannya seorang pengusaha yang besar. Banyak pengusaha besar berawal dari modal yang kecil sehingga memiliki usaha bermodal besar dengan sikap pantang menyerah dan memiliki keberanian dalam membangun usahanya. Hal tersebut merupakan sebuah contoh bahwa seorang pengusaha yang bermodal kecil dapat menjadi pengusaha besar dengan keberanian dan sikap pantang menyerah.
5.      Pola Paragraf Klasifikasi merupakan suatu pengembangan paragraph melalui pembentukan kelompok yang berdasar atas sifat-sifat tertentu. Kata atau ungkapan yang biasanya digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.
Contoh Pola Pengembangan Paragraf Klasifikasi :
Pengklasifikasian pada tumbuhan memiliki tujuan dan manfaat. Klasifikasi tumbuhan merupakan suatu cara sebagai pembentukan kelas-kelas, kelompok, atau unit melalui pencarian keseragaman dalam keanekaragaman tumbuhan. Pengklasifikasian tumbuhan memiliki tujuan untuk menyederhanakan ruang lingkup obyek studi yang akan diteliti. Klasifikasi tumbuhan dapat membantu dalam mengetahui jenis-jenis tumbuhan, mengetahui hubungan antar tumbuhan dan mengetahui kekerabatan antar tumbuhan yang beraneka ragam. Perbedaan dasar yang digunakan dalam mengadakan klasifikasi tumbuhan tentu saja memberikan hasil klasifikasi yang berbeda-beda, yang dari waktu ke waktu menyebabkan lahirnya Sistem Klasifikasi yang berbeda. Namun pada prinsipnya, kesamaan-kesamaan atau keseragaman itulah yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi, misalnya klasifikasi berdasarkan lingkungan hidupnya, seperti tumbuhan air, tumbuhan darat, tumbuhan dataran tinggi, tumbuhan dataran rendah, atau berdasarkan kegunaannya seperti tumbuhan sandang, obat-obatan, hias, dan lain sebagainya.


SUMBER :








Tidak ada komentar:

Posting Komentar