Sabtu, 06 Juli 2013

BUDAYA ORGANISASI



BUDAYA ORGANISASI
A.    Latar Belakang Budaya Organisasi
Kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam melakukan segala sesuatu yang ada di sebuah organisasi saat ini merupakan hasil atau akibat dari yang telah dilakukan sebelumnya dan seberapa besar kesuksesan yang telah diraihnya di masa lalu. Hal ini mengarah pada sumber tertinggi budaya sebuah organisasi para pendirinya.Secara tradisional, pendiri organisasi memiliki pengaruh besar terhadap budaya awal organisasi tersebut. Pendiri organisasi tidak memiliki kendala karena kebiasaan atau ideologi sebelumnya. Ukuran kecil yang biasanya mencirikan organisasi baru lebih jauh memudahkan pendiri memaksakan visi mereka pada seluruh anggota organisasi. Proses penyiptaan budaya terjadi dalam tiga cara. Pertama, pendiri hanya merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran dan seperasaan dengan mereka. Kedua, pendiri melakukan indoktrinasi dan menyosialisasikan cara pikir dan berperilakunya kepada karyawan. Terakhir, perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong karyawan untuk mengidentifikasi diri dan, dengan demikian, menginternalisasi keyakinan, nilai, dan asumsi pendiri tersebut. Apabila organisasi mencapai kesuksesan, visi pendiri lalu dipandang sebagai faktor penentu utama keberhasilan itu. Di titik ini, seluruh kepribadian para pendiri jadi melekat dalam budaya organisasi.


B.    Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah Kebiasaan kerja seluruh manajemen dan karyawan suatu perusahaan yang telah diterima sebagai standar perilaku kerja, serta membuat mereka terikat secara  emosional kepada perusahaan. ( Gea Atosokhi Antonius dan antonina panca yuni wulandari : 2005)
Budaya organisasi dapat dirumuskan juga sebagai nilai dan kebiasaan kerja seluruh anggotanya yang dibakukan serta diterima sebagai standar perilaku kerja dalam rangka mencapai sasaran dan hasil yang telah direncanakan terlebih dahulu. Budaya organisasi merupakan satu unsure terpenting dalam perusahaan yang hakikatnya mengarah pada perilaku-perilaku yang dianggap tepat, mengikat dan memotivasi setiap individu yang ada didalamnya. Dengan demikian, setiap individu yang terlibat didalamnya akan bersama-sama berusaha menciptakan kondisi kerja yang ideal agar tercipta suasana yang mendukung bagi upaya pencapaian tujuan yang diharapkan. ( Gea Atosokhi Antonius dan antonina panca yuni wulandari : 2005).
Langkah- langkah untuk memperkuat budaya organisasi
1.     Memantapkan nilai-nilai dasar budaya organisasi
2.     Melakukan pembinaan terhadap anggota organisasi
3.     Memberikan contoh atau teladan
4.     Membuat acara-acara rutinitas
5.     Memberikan penilaian dan penghargaan
6.     Tanggap terhadap masalah eksternal dan internal
7.     Koordinasi dan control
Penelitian menunjukkan bahwa ada tujuh karakteristik utama yang, secara keseluruhan, merupakan hakikat budaya organisasi.
1.     Inovasi dan keberanian mengambil risiko. Sejauh mana karyawan didorong untuk bersikap inovatif dan berani mengambil risiko.
2.     Perhatian pada hal-hal rinci. Sejauh mana karyawan diharapkan menjalankan presisi, analisis, d perhatian pada hal-hal detail.
3.     Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
4.     Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-keputusan manajemen mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada di dalam organisasi.
5.     Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di organisasi pada tim ketimbang pada indvidu-individu.
6.     Keagresifan. Sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang santai.
7.     Stabilitas. Sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan.

C.    Pemberian arah perilaku
Kebudayaan akan mempengaruhi cara berpikir, sikap dan perilaku seseorang. Dengan demikian, pemahaman budaya organisasi menjadi penting dan relevan, mengingat adanya keanekaragaman budaya yang dibawa oleh karyawan kedalam perusahaan. Itu sebabnya organisasi atau perusahaan perlu memiliki budaya yang khas perusahaan sendiri, yang dapat memberikan arah bagi setiap pekerja untuk mencapai tujuan perusahaan. Merupakan pemahaman baru tentang organisasi perusahaan, dimana perusahaan dipandang sebagai mempunya budaya, yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku para anggota. Sebelumnya, sekitar dua puluh tahun yang lalu, organisasi hanya dipandang sebagai alat yang rasional untuk ngkordinasikan dan mengendalikan sekelompok orang, yang di : ( Gea Atosokhi Antonius dan antonina panca yuni wulandari : 2005)
1.     Orientasi orang : sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil-hasil pada orang-orang di organisasi itu.
2.     Orientasi tim : sejauh mana kegiatan kerja di organisasikan sekitar tim-tim, bukanya individu-individu.
3.     Keagresifan : sejauh mana orang-orang itu agresif dan kompetitif, dan bukanya santai-santai.
4.     Kemantapan : sejauh mana kegiatan organisasi menekankan di perhatikanya status qui sebagai kontras dari pertumbuhan.

D.    Fungsi Budaya Organisasi
Dari sisi fungsi, budaya organisasi mempunyai beberapa fungsi :
1.     Budaya mempunyai suatu peran pembeda. Hal itu berarti bahwa budaya organisasi menciptakan pembedaan yang kelas antara satu organisasi dengan yang lainnya.
2.     Budaya organisasi membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
3.     Budaya organisasi mempermudah timbulnya pertumbuhan komitmen pada sesuatu yang lebih luas dari pada kepentingan diri individual.
4.     Budaya organisasi itu meningkatkan kemantapan social.
(Moeljono, Djokosantoso. Dr. 2005)
Dalam hubungannya dari segi social, budaya berfungsi sebagai perekat social yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk apa yang harus dikatakan dan dilakukan para karyawan. Akhirnya budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memadu dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan. (Moeljono, Djokosantoso. Dr. 2005)
Budaya organisasi yang kohesif dan efektif tercermin pada kepercayaan, keterbukaan komunikasi, kepemimpinan yang mendapatkan masukan dan didukung oleh bawahan, pemecahan masalah oleh kelompok, kemandirian kerja, dan pertukaran informasi. (Moeljono, Djokosantoso. Dr. 2005) 
Dengan demikian, fungsi budaya organisasi adalah sebagai perekat social dalam mempersatukan anggota-anggota dalam mencapai tujuan organisasi berupa ketentuan-ketentuan atau nilai-nilai yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan. Hal tersebut dapat berfungsi pula sebagi control atas perilaku para karyawan. (Moeljono, Djokosantoso. Dr. 2005)
E.     Topologi Budaya Organisasi
Pengertian Tipologi merupakan suatu pengelompokan bahasa berdasarkan ciri khas tata kata dan tata kalimatnya (Mallinson dan Blake,1981:1-3).  Tipologi budaya organisasi bertujuan untuk menunjukkan aneka budaya organisasi yang mungkin ada di realitas, Tipologi budaya organisasi dapat diturunkan dari tipologi organisasi misalnya dengan membagi tipe organisasi dengan membuat tabulasi silang antara jenis kekuasaan dengan jenis keterlibatan individu di dalam organisasi.
Jenis kekuasaan dan keterlibatan individu dalam organisasi dibagi menjadi :
          1.Koersif  
2.Remuneratif
3.Normatif
Tipologi budaya organisasi terdiri dari organisasi :
1.   Organisasi Koersif; adalah organisasi di mana para anggota organisasi harus mematuhi apapun peraturan yang diberlakukan.
2.   Organisasi Utilitarian; adalah organisasi di mana para anggota diperlakukan secara adil dalam pekerjaan dan hasil sesuai dengan standart atau ketentuan yang yang disepakati bersama oleh anggota organisasi
3. Organisasi Normatif; adalah organisasi di mana para anggota organisasinya memberikan kontribusi tinggi pada komitmen karena menganggap organisasi adalah sama dengan tujuan diri mereka sendiri.
Menciptakan budaya organisasi yang etis
kekuatan suatu budaya memengaruhi suasana etis sebuah organisasi dan perilaku etis para anggotanya. Budaya sebuah organisasi yang punya kemungkinan paling besar untuk membentuk standar dan etika tinggi adalah budaya yang tinggi toleransinya terhadap risiko tinggi, rendah, sampai sedang dalam hal keagresifan, dan fokus pada sarana selain juga hasil.

F.     Kesimpula
Budaya organisasi dapat dirumuskan juga sebagai nilai dan kebiasaan kerja seluruh anggotanya yang dibakukan serta diterima sebagai standar perilaku kerja dalam rangka mencapai sasaran dan hasil yang telah direncanakan terlebih dahulu.
fungsi budaya organisasi adalah sebagai perekat social dalam mempersatukan anggota-anggota dalam mencapai tujuan organisasi berupa ketentuan-ketentuan atau nilai-nilai yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan.
Tipologi merupakan suatu pengelompokan bahasa berdasarkan ciri khas tata kata dan tata kalimatnyaTipologi budaya organisasi bertujuan untuk menunjukkan aneka budaya organisasi yang mungkin ada di realitas, Tipologi budaya organisasi dapat diturunkan dari tipologi organisasi misalnya dengan membagi tipe organisasi dengan membuat tabulasi silang antara jenis kekuasaan dengan jenis keterlibatan individu di dalam organisasi.

Daftar Pustaka
Gea Atosokhi, Antonius dan antonina panca yuni wulandari.2005. Relasi Dunia. Jakarta :
Moeljono, Djokosantoso. Dr. 2005. BUDAYA ORGANISASI DALAM TANTANGAN, Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
PT Elex Media Komputindo.
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_organisasi  (06 juli 2013, 07:30)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar