BUDAYA ORGANISASI
A.
Latar
Belakang Budaya Organisasi
Kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam melakukan
segala sesuatu yang ada di sebuah organisasi saat ini merupakan hasil atau akibat dari yang
telah dilakukan sebelumnya dan seberapa besar kesuksesan yang telah diraihnya
di masa lalu. Hal ini mengarah pada sumber
tertinggi budaya sebuah organisasi para pendirinya.Secara tradisional, pendiri organisasi memiliki pengaruh besar terhadap budaya awal
organisasi tersebut. Pendiri organisasi tidak memiliki kendala karena kebiasaan
atau ideologi sebelumnya. Ukuran kecil yang biasanya mencirikan
organisasi baru lebih jauh memudahkan pendiri memaksakan visi mereka pada
seluruh anggota organisasi. Proses
penyiptaan budaya terjadi dalam tiga cara. Pertama,
pendiri hanya merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran dan seperasaan dengan mereka. Kedua, pendiri melakukan indoktrinasi dan menyosialisasikan cara pikir dan
berperilakunya kepada karyawan. Terakhir,
perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong karyawan
untuk mengidentifikasi diri dan, dengan demikian, menginternalisasi keyakinan, nilai,
dan asumsi pendiri
tersebut. Apabila organisasi mencapai
kesuksesan, visi pendiri lalu dipandang sebagai faktor penentu utama
keberhasilan itu. Di titik ini, seluruh kepribadian para pendiri jadi melekat dalam budaya organisasi.
B.
Pengertian
Budaya Organisasi
Budaya organisasi
adalah Kebiasaan kerja seluruh manajemen dan karyawan suatu perusahaan yang
telah diterima sebagai standar perilaku kerja, serta membuat mereka terikat
secara emosional kepada perusahaan. ( Gea
Atosokhi Antonius dan antonina panca yuni wulandari : 2005)
Budaya organisasi
dapat dirumuskan juga sebagai nilai dan kebiasaan kerja seluruh anggotanya yang
dibakukan serta diterima sebagai standar perilaku kerja dalam rangka mencapai
sasaran dan hasil yang telah direncanakan terlebih dahulu. Budaya organisasi
merupakan satu unsure terpenting dalam perusahaan yang hakikatnya mengarah pada
perilaku-perilaku yang dianggap tepat, mengikat dan memotivasi setiap individu
yang ada didalamnya. Dengan demikian, setiap individu yang terlibat didalamnya
akan bersama-sama berusaha menciptakan kondisi kerja yang ideal agar tercipta
suasana yang mendukung bagi upaya pencapaian tujuan yang diharapkan. ( Gea
Atosokhi Antonius dan antonina panca yuni wulandari : 2005).
Langkah- langkah untuk memperkuat budaya
organisasi
1.
Memantapkan nilai-nilai dasar budaya
organisasi
2.
Melakukan pembinaan terhadap anggota
organisasi
3.
Memberikan contoh atau teladan
4.
Membuat acara-acara rutinitas
5.
Memberikan penilaian dan penghargaan
6.
Tanggap terhadap masalah eksternal dan
internal
7.
Koordinasi dan control
Penelitian
menunjukkan bahwa ada tujuh karakteristik utama yang, secara keseluruhan,
merupakan hakikat budaya organisasi.
1. Inovasi
dan keberanian mengambil risiko. Sejauh mana karyawan didorong
untuk bersikap inovatif dan berani mengambil risiko.
2. Perhatian
pada hal-hal rinci. Sejauh mana karyawan diharapkan menjalankan presisi,
analisis, d perhatian pada hal-hal detail.
3. Orientasi
hasil. Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil ketimbang pada teknik
dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
4. Orientasi
orang. Sejauh mana keputusan-keputusan manajemen mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang
yang ada di dalam organisasi.
5. Orientasi
tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di organisasi pada tim ketimbang pada
indvidu-individu.
6. Keagresifan.
Sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang santai.
7. Stabilitas.
Sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo
dalam perbandingannya dengan pertumbuhan.
C.
Pemberian
arah perilaku
Kebudayaan akan
mempengaruhi cara berpikir, sikap dan perilaku seseorang. Dengan demikian,
pemahaman budaya organisasi menjadi penting dan relevan, mengingat adanya
keanekaragaman budaya yang dibawa oleh karyawan kedalam perusahaan. Itu sebabnya
organisasi atau perusahaan perlu memiliki budaya yang khas perusahaan sendiri, yang
dapat memberikan arah bagi setiap pekerja untuk mencapai tujuan perusahaan. Merupakan
pemahaman baru tentang organisasi perusahaan, dimana perusahaan dipandang
sebagai mempunya budaya, yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku para
anggota. Sebelumnya, sekitar dua puluh tahun yang lalu, organisasi hanya
dipandang sebagai alat yang rasional untuk ngkordinasikan dan mengendalikan
sekelompok orang, yang di : ( Gea Atosokhi Antonius dan antonina panca yuni
wulandari : 2005)
1. Orientasi orang : sejauh mana keputusan
manajemen memperhitungkan efek hasil-hasil pada orang-orang di organisasi itu.
2. Orientasi tim : sejauh mana kegiatan kerja di
organisasikan sekitar tim-tim, bukanya individu-individu.
3. Keagresifan : sejauh mana orang-orang itu
agresif dan kompetitif, dan bukanya santai-santai.
4. Kemantapan : sejauh mana kegiatan organisasi
menekankan di perhatikanya status qui sebagai kontras dari pertumbuhan.
D.
Fungsi
Budaya Organisasi
Dari sisi fungsi, budaya organisasi mempunyai
beberapa fungsi :
1.
Budaya mempunyai
suatu peran pembeda. Hal itu berarti bahwa budaya organisasi menciptakan
pembedaan yang kelas antara satu organisasi dengan yang lainnya.
2.
Budaya organisasi
membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
3.
Budaya organisasi
mempermudah timbulnya pertumbuhan komitmen pada sesuatu yang lebih luas dari
pada kepentingan diri individual.
4.
Budaya organisasi
itu meningkatkan kemantapan social.
(Moeljono, Djokosantoso. Dr. 2005)
Dalam hubungannya dari segi social, budaya berfungsi
sebagai perekat social yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan
memberikan standar-standar yang tepat untuk apa yang harus dikatakan dan
dilakukan para karyawan. Akhirnya budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat
makna dan kendali yang memadu dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan.
(Moeljono, Djokosantoso. Dr. 2005)
Budaya organisasi yang kohesif dan efektif
tercermin pada kepercayaan, keterbukaan komunikasi, kepemimpinan yang
mendapatkan masukan dan didukung oleh bawahan, pemecahan masalah oleh kelompok,
kemandirian kerja, dan pertukaran informasi. (Moeljono, Djokosantoso. Dr. 2005) Dengan demikian, fungsi budaya organisasi adalah sebagai perekat social dalam mempersatukan anggota-anggota dalam mencapai tujuan organisasi berupa ketentuan-ketentuan atau nilai-nilai yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan. Hal tersebut dapat berfungsi pula sebagi control atas perilaku para karyawan. (Moeljono, Djokosantoso. Dr. 2005)
E.
Topologi
Budaya Organisasi
Pengertian Tipologi merupakan suatu pengelompokan bahasa berdasarkan
ciri khas tata kata dan tata kalimatnya (Mallinson dan Blake,1981:1-3). Tipologi budaya organisasi bertujuan untuk
menunjukkan aneka budaya organisasi yang mungkin ada di realitas, Tipologi
budaya organisasi dapat diturunkan dari tipologi organisasi misalnya dengan
membagi tipe organisasi dengan membuat tabulasi silang antara jenis kekuasaan
dengan jenis keterlibatan individu di dalam organisasi.
Jenis
kekuasaan dan keterlibatan individu dalam organisasi dibagi menjadi :
1.Koersif
2.Remuneratif
3.Normatif
Tipologi budaya
organisasi terdiri dari organisasi : 1. Organisasi Koersif; adalah organisasi di mana para anggota organisasi harus mematuhi apapun peraturan yang diberlakukan.
2.
Organisasi Utilitarian; adalah organisasi di mana para
anggota diperlakukan secara adil dalam pekerjaan dan hasil sesuai dengan
standart atau ketentuan yang yang disepakati bersama oleh anggota organisasi
3. Organisasi Normatif; adalah organisasi di
mana para anggota organisasinya memberikan kontribusi tinggi pada komitmen
karena menganggap organisasi adalah sama dengan tujuan diri mereka sendiri.
Menciptakan budaya organisasi yang etis
kekuatan suatu budaya memengaruhi suasana etis
sebuah organisasi dan perilaku etis para anggotanya. Budaya sebuah organisasi
yang punya kemungkinan paling besar untuk membentuk standar dan etika tinggi
adalah budaya yang tinggi toleransinya terhadap risiko tinggi, rendah, sampai
sedang dalam hal keagresifan, dan fokus pada sarana selain juga hasil.
F.
Kesimpula
Budaya organisasi
dapat dirumuskan juga sebagai nilai dan kebiasaan kerja seluruh anggotanya yang
dibakukan serta diterima sebagai standar perilaku kerja dalam rangka mencapai
sasaran dan hasil yang telah direncanakan terlebih dahulu.
fungsi budaya
organisasi adalah sebagai perekat social dalam mempersatukan anggota-anggota
dalam mencapai tujuan organisasi berupa ketentuan-ketentuan atau nilai-nilai
yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan.
Tipologi merupakan suatu pengelompokan bahasa berdasarkan ciri khas tata
kata dan tata kalimatnyaTipologi budaya organisasi bertujuan untuk menunjukkan
aneka budaya organisasi yang mungkin ada di realitas, Tipologi budaya
organisasi dapat diturunkan dari tipologi organisasi misalnya dengan membagi
tipe organisasi dengan membuat tabulasi silang antara jenis kekuasaan dengan
jenis keterlibatan individu di dalam organisasi.
Daftar Pustaka
Gea Atosokhi, Antonius dan antonina panca
yuni wulandari.2005. Relasi Dunia. Jakarta
:
Moeljono, Djokosantoso. Dr. 2005. BUDAYA ORGANISASI DALAM TANTANGAN,
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
PT Elex Media Komputindo.
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_organisasi
(06 juli 2013, 07:30)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar